Jumat, 28 Mei 2010

Elit dan Pemuda

PERUBAHAN DARI ATAS : ELIT

Menurut Karl Mannheim, dalam masyarakat demokratis terdapat bermacam-macam elit, yang terpenting adalah elit politik, organisator, intelektual, seniman, moralis, dan elit agama. Mannheim yakin bahwa masyarakat demokratis liberal menghadapi krisis karena kekuatan yang sedang bekerja mengikis kelompok-kelompok elit ini beserta gengsi mereka.

Teori Elit dan Perubahan

Konsep ini mengingatkan pada Pareto dan Mosca. Pareto memandang masyarakat sebagai suatu sistem kekuatan yang berada dalam keadaan seimbang. Masyarakat ada 2 kategori utama: elit dan non-elit. Elit dipertahankan dengan kekuasaan. Pareto menerangkan fenomena kekuasaan dengan menggunakan variabel-variabel psikologis yang disebut “yang asli”, derivation, dan ampas (residues). Variabel ini berhubungan upayanya untuk menganalisis ide-ide yang berhubungan dengan perilaku. Residu adalah jelmaan perasaan yang berhubungan dengan pola yang stabil dan timbul berulang kali. Dua jenis residu terpenting adalah “naluri bergabung” dan naluri untuk “senantiasa berkumpul”.

Elit pemerintah terbentuk dari manusia yang dikuasai oleh naluri bergabung maka perubahan berlangsung cepat. Bila elit pemerintah terbentuk dari orang yang ciri-ciri utamanya “senantiasa berkumpul” maka stabilitas cenderung berlaku. Sifat senantiasa berkumpul berperan menstabilkan kebiasaan, dan naluri bergabung berperan mendorong perubahan. Naluri bergabung dan senantiasa berkumpul menciptakan struktur ekonomi sangat stabil dan struktur politik sangat kekal.

Kedua elit ini berganti-ganti memegang kekuasaan, karena terjadinya pergeseran kekuasaan elit. Ini dapat diatasi melalui sirkulasi elit, artinya pergantian anggota elit yang tidak cakap dengan orang lain dari elit yang tidak memerintah yang cakap melaksanakan kekuasaan. Teori elit dan perubahan yang lebih baru cenderung pada masyarakat sedang membangun, diantaranya pada teori psikologi sosial Hagen dan McClelland. Pendekatan yang lebih berbau sosialogi, dikemukakan oleh Shils, memperkenalkan elit intelektual sebagai pemrakarsa utama perubahan sosial di Asia dan Afrika.

Menurut Pareto, sedikit sekali terjadi perubahan yang berarti. Struktur sosial tidak berubah tapi hanya mengalami perubahan personilnya.

Studi Tentang Elit dan Perubahan

Martindale menemukan masyarakat elit intelektual (cina, india, israel, yunani) menjadi pendorong utama perubahan. Intelektual di masing-masing masyarakat itu sangat kreatif dan membimbing pembentukan tatanan masyarakat yang semakin rumpil. Perkembangan sosial berhubungan erat dengan peranan budayawan dan ilmuwan yang cenderung menentukan bidang kebijakan murni, khususnya mentalitas ilmiah. Menurut Martindale elit intelektual telah menjadi sumber penting yang mendorong kearah perubahan sosial.

Propogandis Nazi dikenal sebagai manusia marjinal, lebih khusus sebagai intelektual yang diasingkan. Propagandis Nazi secara khusus merupakan “sebuah kelas intelektual yang lahir dan dibesarkan di dalam elit kekaisaran Weimar jerman yang diasingkan dari struktur simbol yang berlaku dikalangan elit yang membesarkannya”.

Peran elit ini berbeda-beda pada masyarakat tradisional, elit penguasa memberikan perlawanan yang kuat terhadap perubahan. Pada negara modernisasi, ditemukan elit yang sangat aktif memimpin pembangunan. Dari pola perilaku elit dapat disimpulkan 2 hal penting: pertama, ada bermacam-macam jenis elit, dan kedua, akibat perubahan terhadap elit adalah rumpil dan kadang-kadang berbeda dari, dan bertentangan dengan tujuan mereka sendiri.

Singkatnya peran elit adalah: administrator mengarah peralihan fungsi elit dari cara-cara tradisianal ke birokratis. Agitator berjuang menghancurkan sistem otoriter dan meningkatkan partisipasi umum dalam kehidupan politik. Pemersatu berfungsi baik dalam suasana tradisional maupun modern, kemampuan mereka memanfaatkan sumber kekuatan tradisional, membuat peranan mereka efektif dalam pembangunan ekonomi di negara. Propogandis ideologi berjuang untuk menyatukan yang tradisional dan yang modern menjadi landasan ideologi bersama Broker politik, membedakan berbagai kepentingan khusus dan menghubungkannya dengan sistem pemerintahan.

Elit menyokong berbagai kepentingan. Peranan mereka penting terutama mengarahkan perubahan dalam masyarakat tertentu. Aktivitas elit adalah bagian dari perubahan di semua tingkat realitas sosial.

Elit dan Perubahan: Kesimpulan

1. Elit setiap masyarakat adalah kelompok yang heterogen. Hubungan antara elit dan perubahan juga mengalami heterogenitas elit.

2. Elit dapat merintangi maupun mendorong perubahan, dan menyesuaikan diri maupun menimbulkan perubahan. Elit bertindak ambivalen terhadap perubahan.

3. Berbagai tipe pemimpin mungkin menghendaki berbagai jenis perubahan dan berbagai jenis situasi. Pimpinan karismatis dapat bertentangan dengan tuntutan pembangunan bangsa.

4. Berbagai jenis elit yang berbeda mingkin efektif di dalam kultur dan keadaan sosio-historis yang berbeda pula. Kesimpulan no 3 diatas menerangkan elit dan perubahan dalam masyarakat yang sama sepanjang waktu. Kesimpulan no 4 berkaitan dengan berbagai masyarakat. Jenis perubahan mendasar yang sama dalam masyarakat yang berbeda, memerlukan jenis elit yang berbeda.

PERUBAHAN DARI BAWAH : PEMUDA

Pemuda adalah pelopor perubahan dan perubahan malah lebih buruk. Sebaliknya pemuda sering membayangkan diri mereka sebagai pelopor perubahan dan yakni bahwa perubahan malah lebih baik.

1. Konservatisme Pemuda

Terdapat konservatisme yang sangat besar dikalangan pemuda. Terdapat kesamaan dan perbedaan antara mahasiswa dan non-mahasiswa. Non-mahasiswa cenderung lebih konservatif ketimbang mahasiswa tentang sebagian besar isu politik, juga perbedaan antar kelompok. Kebanyakan mahasiswa di AS telah selalu mempersiapkan diri untuk mengisi posisi elit ketimbang melatih diri untuk mengubah masyarakat bebas. Namun demikian pemuda mahasiswa kurang konservatif dibanding pemuda yang langsung bekerja setamat SLTA. Pendidikan selaku pemisah/penentu generasi, sama pentingnya dengan usia. Konservatisme adalah kuat di kalangan pemuda.

2. Radikalisme pemuda

Meski mayoritas pemuda berpandangan konservatif/moderat, lebih banyak pemuda berpandangan ekstrem dibanding orang dewasa. Radikalisme dalam arti komitmen terhadap perubahan fundamental dalam struktur sosial.

Tingkat keterangan pemuda dari tatanan sosial yang ada dilihat sedemikian hebatnya sehingga pemuda hanya dapat dipahami bila dilihat dari sudut kultur tandingannya. Sejumlah peristiwa telah menambah keterangan pemuda dan pertumbuhan radikalisme. Mahasiswa banyak yang menjadi aktivis. Radikalisasi selalu menimbulkan keyakinan baru, tertarik pada ideologi baru.

Semua ideologi radikal mempunyai komitmen terhadap perubahan fundamental struktur sosial. Matzo mengemukakan 3 tema yang menandai radikalisme mahasiswa modern, yakni pandangan tentang wahyu, populisme dan pengabar injil. Pandangan tentang wahyu mengacu pada keyakinan akan munculnya dunia yang lebih baik. Populisme adalah keyakinan akan kreatifitas dan manfaat rakyat banyak dan dengan demikian dunia baru yang lebih baik itu akan membebaskan rakyat. Pengabar injil mengacu pada upaya untuk mendapatkan anggota dan dukungan atas gerakan mereka.

Mahasiswa radikal berbeda cara mempengaruhi perubahan di dunia modern sebagian mengantarkan revolusi dengan kekerasan sedang yang lain menuntut perubahan dengan tanpa kekerasan. Pemuda radikal cenderung mengabaikan keberadaan sejumlah besar pemuda konservatif dan moderat maupun fluktuasi historis radikalisme dan sebaliknya.

Pemuda dan Perubahan

Pemuda telah menonjol dalam berbagai gerakan sosial dan revolusi. Perjalanan modernisasi di zaman Meiji di Jepang sangat di dorong oleh pemuda. Pemuda jepang merasa bahwa generasi yang lebih tua, lebih merintang ketimbang menghendaki perubahan. Peranan pemuda juga menonjol di Jerman sebelum PD II dan cenderung memandang diri mereka sendiri cukup murni untuk membangun masyarakat kembali kegiatan politik sangat hebat di kalangan pemuda.

Studi dan rekreasi sangat ditentukan oleh superioritas di kalangan mahasiswa, mereka lebih mempunyai pandangan kolektif ketimbang individualistis.

Tanggal 4 mei permulaan perjuangan terorganisasi dalam mendapatkan dukungan massa rakyat untuk melancarkan perubahan radikal. Kejadian 4 mei dan kegiatan pemuda berikutnya adalah cerminan kehidupan cina baru maupun langkah penting dalam mencapai tatanan sosial baru. Pimpinan cina terus menekankan peranan pemuda dalam melanjutkan revolusi dan dalam pembangunan cina.

Pemuda dan Perubahan : Kesimpulan Spekulatif

Cara menerangkan peranan pemuda dalam perubahan sosial, dapat dilihat mayoritas pemuda di AS lebih memusatkan perhatian untuk mengamankan posisi mereka sendiri di dalam tatanan sosial, sejumlah pendapat :

1. Status pemuda umumnya akan mendorong kepentingan mereka untuk mempengaruhi perubahan. Pemuda termasuk orang yang mengalami korban status, mereka akan menerima komitmen terhadap perubahan.

2. Pemuda mungkin akan mempelopori perubahan bila terdapat kontradiksi nyata antara ideologi dan realitas. Pemuda di setiap masyarakat umumnya tidak punya komitmen ekonomi dan psikologi atas tatanan sosial yang ada, karena itu mereka jadi sumber potensial perubahan, bila ideologi dan realitas kehidupan sangat bertentangan.

3. Keinginan pemuda untuk melibatkan diri dalam perubahan merupakan fungsi dan faktor struktural tertentu. Tingginya tingkat polarisasi, ideologi, tak memadainya lapangan kerja untuk pemuda terpelajar, rendahnya mutu universitas, dan kenyataan bahwa pemuda mungkin merupakan satu-satunya kelompok yang ingin dan mampu melaksanakan perubahan.

Mannheim menyatakan bahwa perubahan yang cepat sangat penting artinya dalam meningkatkan perbedaan antar generasi. Pemuda dapat mempengaruhi perubahan bekerjasama dengan orang dewasa melalui sumbangan mereka terhadap ilmu pengetahuan dan berbagai jenis inovasi lain, tetapi pemuda rupanya tak dapat mempengaruhi perubahan politik yang berarti tanpa konflik antar generasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar