Jumat, 28 Mei 2010

Agresi

A. Pengertian agresi

Kesepakatan definisi agresi lahir pada tahun 1974, melalui resolusi Majelis Umum No. 3314 (XXIX), tentang Definition of Aggression. Pasal 1 resolusi tersebut menjelaskan agresi sebagai, “ …is the use of armed force by a state against the sovereignty, territorial integrity or political independence of another state, or in any other manner inconsistent with the charter of the united nations, as set out in this definition”. Definisi agresi tersebut merupakan pengulang apa yang telah diatur dalam pasal 2 (4) Piagam PBB bahwa setiap negara dilarang untuk menggunakan kekerasan bersenjata dalam hubungan internasionalnya.

Resolusi Majelis Umum membagi Agresi menjadi dua. Pertama, A war of aggression ( perang agresi) yang dikategorikan sebagai kejahatan terhadap perdamaian. Kedua, Aggression (agresi) yang menimbulkan tanggungjawab internasional (Pasal 5 ayat 2). Konsekuensi dari pembedaan tersebut adalah jika sebuah negara melakukaan perang agresi maka tanggungjawab dijatuhkan pada pribadi sebagai pelanggaran pidana internasional, namun jika sebuah negara hanya melakukan agresi maka tanggungjawabnya dibebankan kepada negara dengan melakukan reparasi

Sedangkan menurut Robert Baron yang dikutip Koeswara menyatakan bahwa agresi adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Menurut Moore dan Fine yang dikutip Koeswara berpendapat bahwa agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik atau pun verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek (1988: 5).

Scheneiders (1955), ia mengatakan bahwa agresif merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap kegagalan individu yang ditampakkan dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda dengan unsur kesengajaan yang diekspresikan dengan kata-kata (verbal) dan perilaku non verbal. Perilaku agresif menurut David O. Sears (1985) adalah setiap perilkau yang bertujuan menyakiti orang lain, dapat juga ditujukan kepada perasaan ingin menyakiti orang lain dalam diri seseorang.

B. Tujuan agresi

1. Agresi merujuk pada perilaku yang dimaksudkan untuk membuat bjeknya mengalami bahaya atau kesakitan

2. Pelampiasan rasa frustasi atau emosi

3. Untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan, atau kematian pada sasaran atau korban (1988: 5).

4. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu (1988: 5).

C. Manfaat agresi

1. Adanya kemungkinan besar tujuan ataupun keinginan tertentu dapat tercapai dengan adanya agresi

2. Dapat melampiaskan rasa frustasi dan emosi terhadap sasaran atau korban

D. Ciri-ciri agresi

Menurut Abidin (2005) agresif mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

1. Agresif merupakan tingkah laku yang bersifat membahayakan, menyakitkan, dan melukai orang lain.

2. Aresif merupakan suatu tingkah laku yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai, menyakiti, dan membahayakan orang lain atau dengan kata lain dilakukan dengan sengaja.

3. Aresi tidak hanya dilakukan untuk melukai korban secara fisik, tetapi juga secara psikis. (psikologis.) misalnya melalui kegiatan yang menghina atau menyalahkan.

E. Jenis agresi

Berkowitz membedakan agresi dalam dua macam, yaitu:

1. Agresi instrumental yaitu agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu

2. Agresi benci (impulsif) yaitu agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan, atau kematian pada sasaran atau korban (1988: 5).

Sedangkan Kenneth Moyer yang dikutip Koeswara merinci agresi kedalam 7 tipe yaitu:

1. Agresi predatori yaitu agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah (mangsa).

2. Agresi antarjantan yaitu agresi yang secara tipikal dibangkitkan oeh kehadiran sesama jantan pada suatu species.

3. Agresi ketakutan yaitu agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari ancaman

4. agresi tersinggung yaitu agresi yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, respons menyerang muncul terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek hidup maupun objek mati.

5. Agresi pertahanan (teritorial)yaitu agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan dari anggota speciesnya sendiri

6. Agresi maternal yaitu agresi yang spesifik pada species atau organisme betina yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman

7. Agresi instrumental yaitu agresi yang dipeajari, diperkuat (reinforced), dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (1988: 6).

F. Sebab agresi

Para ahli mengemuakan beberapa teori penyebab agresi.

1. Konrad Lorenz mengemukakan “naluri agresif” sebagai pendorong tingkah laku agresif yang timbul pada manusia dan hewan.

2. Sigmund Freud menyebut faktor pendorong agresi dengan “naluri kematian”

3. Sedangkan Bandura tidak mau peduli dengan naluri-naluri, sebab dia lebih mengutamakan kecenderungan orang untuk mencontoh tingkah laku tokoh model untuk menerangkan tingkah laku agresi ini. Bandura lebih optimis dalam arti bahwa ia yakin tingkah laku manusia (termasuk agresi) dapat dibentuk, sesuai dengan model yang disajikan kepada orang tersebut.

Menurut Davidoff perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Faktor biologis

Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi perilaku agresif yaitu:

a. Gen. Gen tampakya berpengaruh pada pembentukan sistem neural otak yang mengatur perilaku agresif.

b. Sistem otak. Sistem otak yang tidak terlibat dalam agersi ternyata dapat memperkuat atau menghambat sirkuit netral yang mengendalikan agresi

c. Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian ditentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi

2. Faktor lingkungan

Yang mempengaruhi perilaku agresif remaja yaitu :

a. Kemiskinan. Remaja yang besar dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku agresi mereka secara alami mengalami penguatan. Hal yang sangat menyedihkan adalah dengan berlarut-larut terjadinya krisis ekonimi dan moneter menyebabkan pembengklakan kemskinan yang semakin tidak terkendali. Hal ini berarti potensi meledaknya tingkat agresi semakin besar

b. Anoniomitas. Terlalu banyak ranbgsangan indra dan kognitif membuat dunia menjadi sangat impersonal, artinya antara satu orang dengan orang lain tidal lagi saling mengenal. Lebih jauh lagi, setiap individu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identiras diri). Jika seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak terikkat dengan norma masyarakat da kurang bersimpati dengan orang lain.

c. Suhu udara yang panas. Suhu lingkungan yang tinggi memiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresifitas.

d. Kesenjangan generasi. Adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuanya dapat terlihat dalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin minimal dan seringkali tidak nyambung. Kegagalan komunikasi antara orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyebab timbulnya perilaku agresi pada anak

e. Amarah. Marah merupakan emosi yang memiliki cirri-ciri aktifitas system saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang biasanya disebabkan akarena adanya kesalahan yang muingkin nyata-nyata salah atau mungkin tidak. Pada saat amarah ada perasaan ingin menyerang, meninju, menghancurkan atau melempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal tersebut disalurkan maka terjadilah perilaku agresif

f. Peran belajar model kekerasan. Model pahlawan-pahlawan di film-film seringkali mendapat imbalan setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal bisa menjadikan penonton akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai bagi dirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut terjadi proses belajar peran model kekerasan dan hali ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresif.

g. Frustasi. Frustasi terjadi bila seseorang terhalang oleh ssesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan, kebutuhan, keinginan, pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salah satu cara merespon terhadap frustasi. Remaja miskin yang nakal adalah akibat dari frustasi yang behubungan dengan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan dan adanya kebutuhan yang harus segera tepenuhi tetapi sulit sekali tercap[ai. Akibatnya mereka menjadi mudah marah dan berprilaku agresi.

h. Proses pendisiplinan yang keliru. Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras terutama dilakukan dengan memberikan hukuman fisik, dapat menimbulkan berbagai pengaruh yang buruk bagi remaja (Sukadji, Keluarga dan Keberhasilan Pendidikan, 1988). Pendidikan disiplin seperti akn membuat remaja menjadi seorang penakut, tidak ramah dengan orang lain, membenci orang yang memberi hukuman, kehilangan spontanitas serta kehilangan inisiatif dan pada akhirnya melampiaskan kemarahannya dalam bentuk agresi kepada orang lain (Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, 1991).

Faktor pencetus terjadinya agresi adalah:

1. Frustasi yaitu situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan

2. Stres sebagai stimulus yang menimbulkan gangguan terhadap keseimbangan intrapsikis.

3. Deindividuasi bisa mengarahkan individu kepada keleluasaan daam melakukan agresi sehingga agresi yang dilakukannya menjadi lebih intens

4. Kekuasaan dan kepatuhan. Dimana adanya kecenderungan manusia menggunakan agresi sebagai instrumen untuk mencapai dan memelihara kekuasaan, dan kepatuhan itu sendiri diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecenderungan dan intensitas agresi individu

5. Efek senjata. Senjata memainkan peranan dalam agresi tidak saja karena fungsinya mengefektifkan dan mengefisienkan pelakasanaan agresi tetapi juga katera efek kehadirannya.

6. Provokasi. Provokasi dapat mencetus agresi karena provokasi itu oleh pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respons agresif untuk meniadakan bahaya yang diisyaratkan oleh ancaman itu.

7. Alkohol dan obat-obatan. Dimana minum alkohol secara berebihan oleh individu yang berkepribadian labil atau memiliki masalah psikiatris dan neorologis tertentu bisa mengarahkannya pada tindakan kekerasan atau agresi.

8. Suhu udara. Dimana pada musim panas lebih banyak terjadi tingkah laku agresif karena pada musim panas hari-hari “lebih panjang” dan individu punya keleluasaan an bertindak (1988:82-113).

G. Akibat agresi

1. Terjadinya kerusakan baik secara fisik maupun non fisik

2. Terjadinya perubahan

3. Timbulnya konflik

4. Terjadinya demonstrasi, perkeahian, bahkan sampai adanya kematian

H. Cara agresi

1. ucapan atau lisan dan tuisan seperti dengan cara memaki objek sasaran, mencoret-coret kertas yang untuk meampiaskan kemarahan dn ain sebagainya.

2. Fisik seperti dengan cara demonstrasi, huru-hara, aksi boiko, melempari batu ke arah objek sasaran dan lain-lain

I. Kasus

Kasus I

Para mahasiswa melakukan demonstrasi dengan tujuan supaya aspirasi para mahasiswa tersebut segera didengar dan ditanggapi oleh pemerintah. Aksi demonstrasi tersebut terkadang diwarnai dengan aksi kerusuhan. Para mahasiswa terlihat melakukan tindakan agresi seperti melempari batu ke arah aparat keamanan, memaki pemerintah sebagai pembuat kebijakan, dan sebagainya.Tindakan agresi yang dilakukan oleh mahasiswa itu timbul sebagai salah satu bentuk pelampiasan rasa frustasi terhadap pemerintah serta perwujudan partisipasi politik mahasiswa. Sebelum mengeluarkan perilaku agresi, para mahasiswa memiliki kecenderungan berperilaku agresi (berupa emosi) yang nantinya dapat disalurkan dalam perilaku agresi. Kecenderungan berperilaku agresi ini yang dimaksud berkaitan dengan intensi atau niat yang dimiliki oleh ahasiswa mengenai kemungkinan mahasiswa tersebut akan bertindak agresi

Kasus II

Serangan yang dilakukan oleh Israel telah melanggar wilayah kedaulatan Palestina. Tujuan Israel yang ingin menjatuhkan Hamas, juga telah melanggar kemerdekaan politik di Palestina karena telah diketahui bersama bahwa Hamas merupakan kekuatan politik yang sah di Palestina (Gaza) setelah mereka memenangkan pemilu pada Juni 2007.

Tindakan Israel juga dapat diklasifikasikan sebagai Perang Agresi. Agresi yang dilakukan oleh Israel telah menimbulkan peperangan antara Hamas dengan Israel di Gaza. Dengan demikian maka tanggungjawab individu bisa dijatuhkan kepada pihak yang bertanggungjawab atas agresi Israel tersebut.

Serangan Israel ke Gaza memenuhi unsur agresi dan tidak memenuhi unsur bela diri. Hal ini berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam aturan-aturan hukum internasional. Dampak serangan tersebut menimbulkan kewajiban atas Israel. Pertanggungjawaban dalam hukum pidana internasional dijatuhkan kepada individu yang bertanggungjawab atas serangan tersebut. Mengacu pada aturan ICC, maka para pemimpin Israel bisa diajukan ke ICC karena telah memenuhi yurisdiksi mahkamah, dimana Israel telah melakukan agresi, kejahatan perang (crime against peace), dan kejahatan kemanusiaan

1 komentar: